..:::.. Riena Samputri ..:::..

Jumat, 23 November 2012

Kutipan

Pengertian Kutipan

Apa itu kutipan ? Mengutip artinya menyalin. Menurut saya, kutipan adalah suatu cara menyalin tulisan atau kalimat yang sudah ada sebelumnya. Kutipan merupakan bagian dari suatu penyataan, statement, atau hasil penelitian, baik yang dilakukan oleh penulis/peneliti lain maupun penulis/peneliti  sendiri yang telah didokumentasikan atau dipublikasikan.

Prinsip Kutipan

Mengutip pun tidak bisa dilakukan secara sembarang. Penulis harus mengetahui prinsip-prinsip mengutip, yaitu :
  • Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan terdapat kesalahan ejaan dari sumber kutipan, maka sebaiknya dibiarkan saja apa adanya seperti sumbernya. Pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan.
  • Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan. Caranya :
  1. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
  2. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).
 Jenis Kutipan
  • Kutipan Langsung
 Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis dengan sumber aslinya,tidak boleh ada perubahan. Jika terdapat  hal yang dinilai salah/meragukan, hanya boleh memberi tanda sic (“…”), yang artinya hanya sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga jika menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau huruf miring, maka perlu menjelaskan hal tersebut. Misal [ huruf miring dari pengutip ], [ ejaan disesuaikan dengan EYD ], dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, maka harus digunakan huruf siku [ ….. ].
  • Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang telah diringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan tulisan yang dibuat pengutip dan tidak usah diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki atau dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

Teknik Mengutip
  •  Kutipan Langsung, terbagi menjadi dua, yaitu :
- Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
  1. Kutipan di integrasikan dengan tulisan.
  2. Jarak antar baris kutipan dua spasi.
  3. Kutipan diapit dengan tanda kutip.
  4. Dibelakang kutipan diberi sumber kutipan.
- Kutipan langsung yang lebih dari empat baris :
  1. Kutipan dipisahkan dari tulisan sejarak tiga spasi.
  2. Jarak antar kutipan satu spasi.
  3. Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea tulisan pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
  4. Kutipan diapit oleh tanda petik.
  5. Dibelakang kutipan diberi sumber kutipan.
  •  Kutipan Tidak langsung
  1. Kutipan diintegrasikan dengan tulisan.
  2. Jarak antar baris kutipan spasi rangkap.
  3. Kutipan tidak diapit tanda kutip.
  4. Sesudah selesai diberi sumber kutipan.



Sumber referensi :

http://www.anneahira.com/cara-menulis-kutipan.htm 

Selasa, 20 November 2012

Konvensi Naskah dan Abstrak

Konvensi Naskah

Konvensi naskah adalah tata cara penulisan naskah yang sudah ditentukan aturannya dan sudah disepakati. Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansimemiliki konvensi karya ilmiah yang sama dalam pembuatan naskah yang baik, tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.

Dari segi persyaratan formal ini, naskah dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu :
  1. Formal : suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
  2. Semi-formal  :  sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
  3. Non-formal  :  bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Unsur-unsur dalam Penulisan Naskah Karangan :

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Bagian pelengkap pendahuluan terdiri dari :
  • Judul pendahuluan
  • Halaman pengesahan
  • Halaman judul
  • Halaman persembahan
  • Kata pengantar
  • Daftar isi
  • Gambar, tabel, keterangan
2. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Bagian isi karangan biasanya terdiri dari :
  • Pendahuluan
  • Tubuh karangan
  • Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. Ada bebarapa bagian yang biasanya dimasukkan dalam bagian pelengkap penutup karangan yaitu : lampiran, bibliografi, dan daftar indeks.

Teknik Penulisan Judul

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
  • Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.  
  • Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
  • Sampul berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.
  • Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
  • Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

Jumat, 09 November 2012

Pengertian Topik, Judul, Tema

Dalam membuat sebuah tulisan / karangan, hal pertama yang harus diperhatikan adalah menentukan topik, judul, dan tema.

Topik

Topik  memiliki ciri khas yang terletak pada permasalahanya yang bersifat umum dan belum terurai atau lebih singkat dan lebih abstrak. Kata topik awalnya berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis memiliki arti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan dalam penulisan suatu artikel. Terdapat 2 jenis topik, yaitu topik tunggal dan multitopik atau topik ganda. Disebut topik tunggal jika yang dibicarakan hanya satu masalah saja, sedangkan mutlitopik jika pada awalnya yang dibicarakan hanya satu masalah, kemudian berkembang pada masalah lain.

Ciri-ciri Topik :
  • Topik harus menarik, artinya mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca.
  • Pembahasannya tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit untuk dikembangkan.
  • Topik harus mampu mencakup keseluruhan isi tulisan.
Adapun sumber-sumber topik bisa melalui :
  • Sumber pengalaman, yaitu pengalaman-pengalaman yang pernah dialami oleh seseorang.
  • Sumber pengamatan.
  • Sumber imajinasi  / hasil penalaran.
Topik berbeda dengan judul, meskipun terlihat serupa, namun keduanya tidaklah sama. Perbedaan antara topik dan judul adalah judul dibuat berdasarkan selera penulis yang juga harus sesuai dengan isi tulisannya, sedangkan topik bisa saja berbeda dengan judul, asalkan masih memiliki kesesuaian dengan isi tulisan.

Judul

Judul dipakai untuk menamakan suatu buku, artikel, karangan, dll. Judul pada dasarnya perincian dan penjabaran topik. Judul bersifat lebih spesifik dan menyiratkan permasalahan yang akan dibahas. Judul hanya menyebut ciri-ciri utama atau yang terpenting sebuah tulisan, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam tulisan tersebut.

Syarat menentukan sebuah judul yang baik :
  • Relevan, artinya ada keterkaitan dengan isi karangan.
  • Singkat, yaitu mudah dipahami.
  • Provokatif, yaitu dapat menarik perhatian pembaca.
  • Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase.

Tema

Tema adalah gagasan pokok yang menjadi dasar sebuah tulisan. Tema selalu terdapat dalam setiap tulisan, karena sebelum membuat tulisan, tema lah yang pertama kali harus dipikirkan. Kata tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema juga yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari suatu tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Ciri-ciri tema yang baik :
  • Menarik perhatian penulis, artinya jika temanya menarik maka penulis akan terdorong untuk menyelesaikan suatu tulisan dengan sebaik-baiknya.
  • Dikenal / diketahui dengan baik, maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan / karangan.
  • Bahan-bahannya mudah diperoleh, maksudnya apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
  • Dibatasi ruang lingkup, artinya jika temanya terlampau umum dan luas yang mungkin penulis belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya, akan lebih bijaksana jika dibatasi ruang lingkupnya.
Tema juga dapat dikesan melalui :
  1. Perwatakan dalam sebuah cerita.
  2. Peristiwa, kisah, susasan, dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
  3. Persoalan-persoalan yang disuguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
  4. Plot cerita.



Sumber referensi :
http://bar0eb0eat.blogspot.com/2010/10/topik-tema-dan-judul-dalam-bahasa.html
http://nti0402.wordpress.com/2010/10/31/tema-judul-dan-topik-dalam-bahasa-indonesia/
http://dwikasuwandi.blogspot.com/2011/11/1-aperbedaan-topiktemadan-judul_22.html