..:::.. Riena Samputri ..:::..

Selasa, 04 Juni 2013

Contoh Proposal Penelitian "Banjir di Jakarta"

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di setiap musim hujan, banjir menjadi salah satu masalah yang serius. Wilayah Jakarta, tangerang, dan Bekasi yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir kini tidak bias mengelak lagi. Pada umumnya banjir disebabkan oleh kecerobohan masyarakatnya, seperti membuang sampah ke tempat penampungan air, serta membangun permukiman di daerah-daerah resapan air hujan. Akibatnya tempat penampungan air hujan tidak dapat lagi menampung air hujan yang terus bertambah sehingga banyak daerah-daerah/ wilayahnya yang terendam dengan air.

Jakarta merupakan salah satu daerah yang rawan banjir. Karena hampir setiap kali musim penghujan, wilayah Jakarta selalu terendam air. Secara geomorfologis, 40% wilayah Jakarta terdiri dari dataran rendah pantai dengan ketinggian kurang dari 10m, bahkan di beberapa tempat berada di kurang lebih 1m di bawah muka air pasang (maksimum). Jakarta merupakan daerah aliran 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Daerah aliran 13 sungai juga menyebar merata di semua wilayah Jakarta. Oleh karena itu, secara alamiah daerah dengan ketinggian rendah akan terendam.

Banjir di Jakarta juga terjadi karena penggunaan lahan di kawasan DAS Ciliwung tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah. Akibatnya, sebagian besar air hujan tidak terserap tanah, tetapi mengalir di permukaan tanah, lalu langsung masuk ke sungai. DAS Ciliwung ada topografinya sehingga di mana pun air jatuh di DAS itu pada akhirnya mengalir ke Sungai Ciliwung. Beberapa kali banjir melanda Jakarta dan merenggut korban jiwa dan harta benda penduduk. Selain besarnya curah hujan yang ada, banyak faktor yang mempengaruhi besarnya banjir yang terjadi di kota Jakarta.

1.2 Tujuan

Memberikan pemahaman tentang penyebab peristiwa banjir di Jakarta dan penanganan yang seharusnya dilakukan.

1.3 Manfaat
  1. Mengetahui penyebab banjir di Jakarta.
  2. Mengetahui bagaimana dampak banjir di Jakarta.
  3. Mengetahui bagaimana penanganan banjir.
2. LANDASAN TEORI

2.1 Peristiwa Banjir di Jakarta

Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan, yang biasanya kering, oleh air yang berasal dari sumber-sumber air di sekitar daratan. Banjir merupakan bencana alam yang tidak mungkin dapat dicegah oleh manusia. Namun manusia dapat melakukan upaya-upaya tertentu untuk mengurangi resiko banjir. Di daerah permukiman kita bisa meningkatkan infiltrasi air ke tanah, misalnya kita tidak membuat talang air untuk mengalirkan air hujan langsung ke selokan, air hujan biarkan jatuh ke halaman rumah. menghimbau agar masyarakat tidak membuang sampah ke tempat penampungan air, mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang banjir, tidak melakukan penebangan hutan di DAS bagian hulu, melakukan pengerukan sedimen di daerah hilir.

Sistematika Pembuatan Proposal Penelitian

Proposal dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata "propos" yang berarti mengusulkan. Secara umum berarti ; suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang akan dilaksanakan.

Tujuan Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan.

Suatu proposal terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan, yaitu :

a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan bagian pembukaan proposal yang berisikan pengurain dari dasar pemikiran atau alasan diadakannya suatu kegiatan ditinjau dari berbagai segi, juga diuraikan proses interaksi sebab-akibat dari tinjauan secara umum kegiatan tersebut.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian.

Cara merumuskan masalah antara lain:
  • Permasalahan adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein ( apa yang ada)
  • Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
  • Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal : attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dll.
c. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah membatasi ruang lingkup permasalahan yang diambil peneliti. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Batasan masalah berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.

Cara membatasi masalah antara lain:
  • Membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi).
  • Menegaskan pengertiannya.
  • Memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci.