..:::.. Riena Samputri ..:::..

Selasa, 30 Oktober 2012

Kalimat Efektif dan Paragraf

Kalimat Efektif

Pengertian kalimat efektif dalam bahasa Indonesia adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara / penulis sehingga pendengar/pembaca dapat memahami maksud dari gagasan tersebut sama seperti yang dipikirkan si pembicara / penulis.

Syarat-syarat kalimat efektif :
  1. Bentukan kata harus sesuai EYD,  
  2. Struktur kalimat tepat, 
  3. Kesejajaran bentuk kata yang digunakan dalam kalimat,
  4. Tidak kontaminasi (kacau dalam penggunaan kata, frasa, maupun kalimat),
  5. Tidak pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan).

Paragraf 

Paragraf didefinisikan sebagai kesatuan pikiran yang dirangkai dalam bentuk kalimat yang berkaitan dengan bentuk dan makna. Cara menyajikan paragraf adalah dengan membuat kata pertama pada baris pertama agak masuk kedalam (bergeser ke kanan) beberapa spasi. Paragraf digunakan untuk memisah- misahkan karangan menjadi beberapa kelompok baris karena memiliki banyak kalimat topik.

Ciri-ciri paragraf :
  • Terdapat idea tau gagasan yang menarik, 
  • Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan.
Unsur-unsur paragraf :
  1. Ide pokok, yaitu ide pembicaraan / masalah yang bersifat abstrak.
  2. Kalimat topik, yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
  3. Ide pengembang, yaitu rincian / penjelasan ide pokok dalam bentuk yang nyata.
  4. Kalimat pengembang, yaitu perwujudan penyataan ide pengembang dalam bentuk nyata.
  5. Kalimat penegas, yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
  6. Transisi, yaitu rantai penghubung paragraf yang berfungsi sebagai penunjang makna / kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan.
Jenis-jenis paragraf : 

1. Paragraf Narasi 
Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian tetapi tidak memiliki kalimat utama. Dalam paragrafnya terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. 

2. Paragraf Deskripsi 
Paragraf yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 

3. Paragraf Eksposisi 
Paragraf yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan member informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. 

4. Paragraf Argumentasi 
Paragraf yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf terdapat kesimpulan. 

5. Paragraf Persuasi 
Paragraf yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

Bentuk-bentuk paragraf berdasarkan letak kalimat utama :
  1. Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang berpolakan umum-khusus. Kalimat utama berada diawal paragraf.
  2. Paragraf induktif, yaitu paragraf yang berpolakan khusus-umum. Kalimat utama paragraf berada diakhir paragraf.
  3. Paragraf campuran, yaitu kalimat utama berada diawal dan akhir paragraf.
  4. Paragraf ineratif, yaitu kalimat utama yang berada ditengah-tengah paragraf.




Sumber referensi :

Selasa, 23 Oktober 2012

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Kalimat

Pendefinisian sederhana dari sebuah kalimat adalah sekumpulan kata-kata yang memiliki arti. Kalimat memiliki bermacam-macam pengertian. Beberapa pengertian kalimat menurut para ahli : 
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri-dari ataus klausa (Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969).
Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955).
Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.

Unsur-unsur Kalimat



 
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur kalimat antara lain :

1. Subjek
Subjek adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat. Ciri-ciri subjek :
· Berupa kata benda atau frase bendaan
· Disertai kata ini, itu, dan tersebut 
· Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa
· Didahului kata bahwa
· Mempunyai keterangan pewatas yang
· Tidak didahului preposisi
Contoh :
· Hendra anak yang nakal.
· Anak kecil itu sedang menggambar.

2. Predikat
Predikat adalah sebagai unsur kata kerja. Ciri-ciri predikat :
· Dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, atau kata depan
· Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
· Disertai kata adalah atau merupakan
· Dapat diingkari
· Disertai kata keterangan aspek atau modalitas
· Dapat didahului kata yang
Contoh :
· Adik membaca komik.
· Tika belajar bahasa Indonesia.

3. Objek
Objek adalah unsur yang dikenai kerja oleh subjek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek :
· Dapat menjadi subjek kalimat pasif
· Langsung dibelakang predikat
· Didahului kata bahwa
Contoh :
· Ayah pergi ke kantor.
· Hendra sibuk merapihkan rambut.

4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
· Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
· Menempati posisi di belakang predikat.
· Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Ciri-ciri pelengkap :
· Dibelakang predikat
· Tidak didahului preposisi
Contoh :
· Ibu mengirimi saya uang saku.
· Ayah membelikan adik baju baru. 

5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. Ciri-ciri keterangan :
· Bukan unsur utama
· Tidak terikat posisi
Jenis-jenis keterangan :
· Keterangan tempat    :  Mereka akan berlibur ke Hawai.
· Keterangan alat         :  Tukang kayu memotong kayu dengan gergaji.
· Keterangan waktu     :  Saya mengerjakan tugas pukul 7 malam.
· Keterangan tujuan     :  Bayi harus minum susu supaya sehat.
· Keterangan penyerta :  Ayah pergi ke pesta bersama ibu.
· Keterangan cara        :  Perhatikan gambar ini dengan seksama.
· Keterangan similatif   :  Ibu Reni berbicara di rapat sebagai manajer. · Keterangan sebab     :  Pengemis tidak kaya karena malas bekerja.

Pola Kalimat Dasar

Semua kalimat yang digunakan sebenarnya berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja . Pola kalimat dasar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
1. S – P                        : Rina sedang belajar.
2. S – P – O                 : Kakak sedang menyusun skripsi.
3. S – P – Pel               : Ayah berternak sapi.
4. S – P – K                 : Agnes konser di New York.
5. S – P – O – Pel        : Dia memberikan saya cokelat.
6. S – P – O – Pel – K : Setiap hari Ibu membuatkan adik bekal makanan.
7. S – P – O – K          : Tika pergi ke sekolah setiap hari.
8. S – P – Pel – K        : Mereka sedih ketika temannya meninggal.

Senin, 15 Oktober 2012

Ragam Bahasa

Indonesia merupakan Negara Kesatuan, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam adat istiadat dan budaya. Dan dari budaya maka terciptalah berbagai macam ragam bahasa yang sangat bervariasi. Menurut Subarianto (2000), “variasi ini muncul karena pemakai bahasa memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.”

Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Definisi dari ragam bahasa itu sendiri adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Jadi, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Beberapa penyebab keragaman bahasa, yaitu :

1. Ragam bahasa berdasarkan penutur


a. Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat / dialek) 
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Misalnya logat orang yang tinggal di Jakarta akan berbeda dengan logat orang yang tinggal di Ambon, walaupun penulisan kata-katanya sama.

b. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur 
Pelafalan kata yang diucapkan kelompok penutur yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan akan berbeda. Misalnya pelafalan kata “vitamin” akan menjadi “pitamin”.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
 
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh sikap penutur terhadap lawan bicara. Misalnya sikap resmi, akrab, santai.

2. Ragam berdasarkan media / sarana

a. Ragam bahasa lisan 
Ragam bahasa lisan maksudnya dengan berbicara, yang berarti didalamnya terkandung tata bahasa, kosakata, dan lafal. Kelebihan ragam bahasa lisan adalah unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subyek, predikat, dan obyek tidak selalu dinyatakan, bahkan dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, atau intonasi. Kelemahannya adalah ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.

b. Ragam bahasa tulis 
Unsur dasar dari ragam bahasa tulis adalah huruf, dimana penggunaannya harus dengan tata cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosakata. Kelebihannya adalah kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Kelemahannya adalah fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara.

3. Ragam berdasarkan ragam sosial dan fungsional 

 
a. Ragam sosial 
Ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya di dasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.

b. Ragam fungsional / profesional 
Ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.

4. Ragam bahasa berdasarkan situasi 

 
a. Ragam bahasa resmi 
Memiliki ciri-ciri :
  • Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten, 
  • Menggunakan imbuhan secara lengkap, 
  • Menggunakan kata ganti resmi , 
  • Menggunakan kata baku, 
  • Menggunakan EYD, Menghindari unsur kedaerahan.
b. Ragam bahasa tidak resmi 
Digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak resmi / formal.

c. Ragam bahasa akrab 
Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala , gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.

d. Ragam bahasa konsultasi
 
Tidak menggunakan bahasa resmi, melainkan bahasa yang santai. 




Sumber referensi :

Sabtu, 06 Oktober 2012

"Bahasa" Indonesia

Definisi Bahasa

Kita sudah mengenal bahasa semenjak kita dilahirkan, karena bahasa adalah alat untuk kita berkomunikasi. Tanpa bahasa kita tidak akan bisa mengerti satu sama lain. Bahasa pun bermacam-macam jenisnya. Ada bahasa lisan, bahasa teks, bahasa tubuh, bahasa kalbu, dll. Lantas apa itu “bahasa?”.

Beberapa definisi bahasa menurut para ahli :
  • Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1)
Bahasa memberikan dua pengertian. Pertama, sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
  • Menurut Santoso (1990:1)
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
  • Menurut Mackey (1986:12)
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
  • Menurut Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
  • Menurut Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
  • Menurut Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
 
Fungsi bahasa secara umum adalah :
  • Untuk mengungkapkan gagasan, perasaan, ekspresi yang ada dalam diri kita. Misalnya jika kita marah, tertawa, menangis.
  • Untuk berintergrasi / penyatuan suatu kelompok atau suku bangsa. Misalnya, Indonesia merupakan Negara Kesatuan, maka terdapat berbagai macam bahasa daerah didalamnya.
  • Untuk beradaptasi sosial.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu, memiliki perbedaan tetapi juga masih banyak kemiripannya. Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang kemudian diresmikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia seperti sebagaimana yang disebutkan dalam UUD RI 1945, pasal 36.

Beberapa peristiwa penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia :
  • Tahun 1908, Pemerintah Kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
  • Tahun 1917, Taman Bacaan Rakyat diubah menjadi Balai Pustaka.
  • 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya.
  • 28 Oktober 1928, secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
  • Tahun 1933, berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  • Tahun 1936, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
  • 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
  • 18 Agustus 1945, ditandatanganinya UUD 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.